Senin, 16 April 2012

Pemanfaatan Limbah Tanaman Pisang

Pisang bisa dibuat sebagai buah kehidupan. Kandungan kalium yang cukup banyak terdapat dalam buah ini mampu menurunkan tekanan darah, menjaga keseimbangan jantung, dan memperlancar pengiriman oksigen ke otak. Pisang telah lama akrab dengan masyarakat Indonesia, terbukti dari seringnya pohon pisang digunakan sebagai perlambang upacara adat. Pohon pisang selalu melakukan regenarasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. dengan cara itulah pohon pisang mempertahankan eksitensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia.
Selain buahnya, pisang jarang dimanfaatkan seperti batang, bonggol, kulit dan jantungnya. Tetapi seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka limbah pisang tersebut banyak yang dapat dimanfaatkan, di antaranya menjadi bahan makanan yang enak, menyehatkan dan bernilai ekonomi. Pemanfaatan limbah tanaman pisang menjadi bahan makanan di antaranya:

1. Nata dari kulit pisang (nata de banana)
Selama ini masyarakat telah mengenal produk nata de coco atau nata yang dibuat dari air kelapa. Nata dari kulit pisang sebenarnya sama dengan nata de coco, bedanya nata pisang dibuat dari bahan dasar kulit pisang. Selama ini kulit pisang belum banyak dimanfaatkan sehingga terbuang begitu saja. Padahal kulit pisang banyak ditemui disekitar kita, antara lain di tempat-tempat orang jual gorengan.



Bahan, peralatan dan proses pembuatan nata kulit pisang hampir sama pembuatan nata de coco. hanya saja pada awal proses, yang perlu dilakukan adalah mengerok kulit bagian dalam kulit pisang. Hasil kerokan itu kemudian diblender dan dicampur dengan air bersih dengan perbandingan 1: 2, lalu disaring guna mendapatkan air perasan. Proses selanjutnya sama dengan pembuatan nata de coco. Jika tidak ada urea, bisa diganti dengan ZA untuk nutrisi bakteri Acetobacter xylinum. Dari 100 gr nata kulit pisang terkandung protein sekitar 12 mg.

2. Roti Kulit Pisang
Kulit pisang yang sering dianggap barang tak berharga ternyata memiliki kandungan vitamin B, C, kalsium, dan lemak yang cukup tinggi. Untuk membuat roti kulit pisang, maka kulit pisang harus dibuat tepung pisang terlebih dulu. Kulit pisang yang paling cocok dibuat tepung adalah kulit pisang raja, kulit pisang raja lebih tebal dibanding kulit pisang yang lain. setelah terbentuk tepung pisang, baru bisa dibuat roti kulit pisang. Adapun prosesnya sama dengan proses pembuatan roti pada umumnya.

3. Selai Kulit Pisang
Rasa dan aroma selai kulit pisang tidak kalah jika dibandingkan dengan selai-selai lainnya. Teknologi pengolahan selai ini tidaklah sulit untuk dilakukan karena tidak memerlukan peralatan yang rumit dan bahan-bahannya juga cukup tersedia di lingkungan kita.
Peralatan yang diperlukan berupa kompor, panci email, timbangan, penngaduk, sendok, dan wadah. Untuk bahannya yaitu kulit pisang segar, gula pasir, asam sitrat 3 gr, natrium benzoate 1 gr dan air bersih.
Tahapan pembuatan selai kulit pisang sebagai berikut:
a. Tahap awal
Pilih kulit pisang yang masih segar dan tidak rusak, lalu kerok bagian bawah kulit pisang dengan menggunakan sendok staillens steel dan wadah.
b. Tahap kedua
Haluskan hasil kerokan kulit pisang tersebut memakai sendok. Lalu tambahkan air dengan perbandingan 1:1.
c. Tahap ketiga
Tambahkan gula pasir, asam sitrat, natrium benzoate. Masak semua bahan dengan api yang stabil. Setelah kental angkat selai dan masukkan ke dalam botol selai.

4. Anggur kulit pisang
Kulit pisang juga dapat diolah menjadi minuman segar yang disebut dengan sari kulit pisang atau anggur pisang. Minuman yang terbuat dari kulit pisang ini memang belum populer, tapi rasanya khas, yaitu asem dan sedikit manis dapat menjadi alternatif minuman yang menyegarkan di kala dahaga. Kulit pisang yang paling cocok untuk dijadikan anggur adalah kulit pisang kepok.
Untuk mendapatkan sari kulit pisang, setelah dicuci bersih, kulit pisang direbus selama 30 menit hingga keluar sarinya. Setelah empuk, kulit pisang lalu ditumbuk hingga menjadi bubur. Lalu rebus kembali menggunakan air rebusan sebelumnya hingga berwarna kecoklatan, setelah itu ditiriskan. Untuk menambah aroma ditambahkan gula pasir dan sitrun.
Sebagai bahan campuran, terbuat dari sari taoge yang telah diberi fernipan lalu diendapkan selama 2 hari hingga mengeluarkan buih.
Langkah terakhir pembuatan anggur kulit pisang, sari taoge yang telah diendapkan dicampurkan kedalam sari kulit pisang. Campuran ini lalu disimpan dalam dirigen selama 30 hari. Tutup derigen dibuat secara khusus dari karet yang diberi pipet ditengahnya. Fungsinya agar gas yang dihasilkan dari proses pragian dapat keluar.
Untuk mendapatkan anggur kulit pisang aroma khas, campurkan sari kulit pisang dan sari taoge yang telah diragi selama 30 hari ini lalu disaring.

5. Dendeng jantung pisang
Pada fase pembuangan dan pembuahan, setelah pembentukan sisir pisang yang terakhir, kemudian dilakukan pemotongan bunga (jantung/ontong) pisang. Biasanya bunga ini langsung dibuang karena dianggap limbah. Padahal jantung pisang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi, sehingga bisa dimanfaatkan menjadi bahan makanan, misalnya dendeng jantung pisang.

6. Kripik bonggol pisang
Bonggol pisang yang selama ini hanya dianggap limbah ternyata dapat diolah menjadi kripik maupun kerupuk yang tidak hanya enak dikonsumsi tapi juga mengandung serat tinngi, sehingga dapat memperlancar pencernaan dan mengurangi sambelit. Peluang pasarnya pun terbuka lebar karena produk ini masih jarang di pasaran, apa lagi bahan baku bonggol pisang tersedia dalam jumlah banyak mengingat populasi tanaman pisang yang cukup berlimpah dan selama ini tidak dimanfaatkan. Berdasarkan penelitian kripik bonggol pisang mengandung karbohidrat sebesar 10% dan kandungan serat bonggolnya mencapai 40%.




Tinggalkan komentar.....

Tidak ada komentar: