Sabtu, 13 April 2013

Reproduksi (Vegetatif Alamiah) Tumbuhan Tingkat Rendah

Reproduksi vegetatif alamiah terjadi apabila individu baru yang terbentuk berasal dari bagian tubuh induk dengan sendirinya. Reproduksi vegetatif juga sering disebut reproduksi tak kawin. Hal ini karena terjadinya organisme baru tanpa didahului peleburan sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Dengan kata lain, satu atau beberapa organisme baru berasal dari satu organisme. Organisme hasil perkembangbiakan vegetatif memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

Reproduksi vegetatif alamiah pada tumbuhan tingkat rendah, misalnya dengan membelah diri, membentuk spora, membentuk tunas, dan fragmentasi.

  • Membelah diri
Membelah diri adalah membagi diri menjadi dua bagian yang sama. Perkembangbiakan ini dilakukan dengan cara membelah inti menjadi dua bagian yang sama dan diikuti dengan pembentukan sekat diantara kedua inti tersebut. Kedua bagian yang telah berinti tersebut saling memisahkan diri sehingga menghasilkan dua sel baru. Tumbuhan yang membelah diri contohnya adalah ganggang biru.
  • Membentuk spora
Spora adalah inti sel yang telah mengalami perubahan fungsi menjadi alat perkembangbiakan. Inti sel ini berubah menjadi spora yang tersimpan dalam kotak spora. Tumbuhan yang berkembang biak dengan spora, misalnya Chlorella (ganggang), tumbuhan jamur, tumbuhan lumut, dan tumbuhan paku.
  • Membentuk Tunas 
Tunas adalah bagian tubuh yang mengalami penonjolan. Bila tonjolan tersebut lepas dari induknya, akan tumbuh menjadi individu baru. Tumbuhan tingkat rendah yang berkembang biak dengan membentuk tunas, misalnya Saccharomyces cerevisiae, salah satu jenis ragi (khamir).
Perkembangbiakan dengan tunas pada ragi
  •  Fragmentasi
Fragmentasi adalah peristiwa pemotongan bagian tubuh tumbuhan, yang kemudian dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Tumbuhan yang berkembang biak dengan cara fragmentasi, misalnya alga dan jamur. Fragmentasi pada alga terjadi pada bagian tubuh yang mengandung akinet dan heterokista.
Anabaena mempunyai sel heterokista, yaitu sel yang ukurannya lebih besar dari sel yang lainnya dan berwarna jernih. Sel ini merupakan tempat pemutusan benang untuk melakukan fragmentasi. Bagian heterokista yang terputus akan membentuk benang baru. Di antara dua heterokista  terdapat sederetan sel yang mampu membelah diri disebut hormogonia.
Selain dengan heterokista, Anabaena dapat berkembang biak dengan terlebih dahulu membentuk akinet. Akinet adalah sel yang membesar dan berdinding tebal, yang dapat membentuk benang baru atau cabang baru.
Fragmentasi pada jamur dilakukan dengan pemutusan hifa. pemotongan hifa ini kemudian dapat tumbuh menjadi cabang hifa (miselium), misalnya terdapat pada Monilia sitophila.





Tinggalkan komentar............ 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ulasan ini sangat membantu orang-orang yg membacanya.walaupun ulasan ini sedikit,tapi langsung pada poin inti dari materi ini.